LWZ6MWNdMaNcMqZ4MqN7Map7yTUfATofA6YbyaV=
Ciri-Ciri Stress yang Biasa Muncul, Kenali Sebelum Terlambat


Ciri-Ciri Stress yang Biasa Muncul, Kenali Sebelum Terlambat

Stress Adalah suasana hati yang biasa dirasakan bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak, cukup dengan karakter yang lain.

Kita sekarang ini hidup di tengah-tengah dunia yang rawan memunculkan stress. Seperti orang dewasa, anak-anak juga alami hal sama.

Ada banyak sekali peralihan besar yang terjadi di dunia, tapi ada beberapa juga beberapa hal setiap hari yang dapat mengakibatkan stress pada anak. Misalnya, keadaan negatif di dalam rumah, kekerasan di sekolah, atau ujian. Keadaan positif juga, seperti berpindah rumah atau harus kenalan dengan rekan baru, sering dapat mengakibatkan stress.

Jadi orang tua, Anda dapat menolong anak lewat saat-saat yang mempunyai potensi memacu stress dengan selalu waspada pertanda stress terlalu berlebih, selanjutnya memberikan dukungan anak untuk belajar mengurus stresnya.

Ciri-Ciri Stress

Apa itu stres?

Stress adalah suasana hati yang biasanya bisa kita alami saat ada di bawah penekanan, berasa kerepotan, atau kesusahan hadapi satu keadaan. stress dalam batasan tertentu dapat berpengaruh positif dan berikan motivasi kita untuk capai satu arah, seperti kerjakan test atau menyampaikan pidato. Tetapi, stress yang terlalu berlebih, apa lagi bila berasa susah dikontrol, bisa berpengaruh negatif pada situasi hati, kesehatan fisik dan psikis, dan jalinan kita sama orang lain.

Apa penyebab stres

Pengalaman hadapi stress pada anak tidak selamanya sama sama orang dewasa.. Di kelompok orang dewasa, stress berkaitan tugas benar-benar biasa terjadi. Tetapi, untuk anak, stress terjadi saat mereka tidak dapat hadapi keadaan yang memiliki kandungan teror, keadaan susah, atau keadaan yang menyakitkan, diantaranya:

  • Pemikiran atau hati negatif mengenai diri kita
  • Peralihan fisik, misalkan permulaan pubertas
  • Beban belajar, misalkan ulangan atau pertambahan tugas rumah seiring berjalannya waktu
  • Permasalahan dengan rekan di sekolah atau peradaban sosial
  • Peralihan besar, seperti berpindah rumah, berpindah sekolah, atau perpisahan orangtua
  • Penyakit akut, permasalahan keuangan di keluarga, atau kematian orang paling dekat
  • Keadaan rumah atau sekitar lingkungan yang tidak aman

Stress pada anak dan remaja

Stress pada anak bisa terpacu saat anak alami hal baru atau mungkin tidak tersangka.

Untuk anak-anak kecil, pemicu Stress pada umumnya adalah keadaan tegang di dalam rumah, seperti ada kekerasan di rumah tangga, perpisahan orangtua, atau kematian orang paling dekat. Keadaan sekolah jadi penyebab—misalnya, harus kenalan dengan rekan baru atau lewat satu ujian dapat membuat anak berasa kerepotan.

Bersamaan pertambahan umur, beberapa sumber Stress bisa semakin bertambah, ingat makin bertambah pengalaman seorang, lingkar pertemanannya semakin makin tambah meluas, beberapa tugas sekolah semakin banyak, dan akses ke media juga semakin besar kembali. Banyak remaja dibikin Stress oleh desas-desus sosial, seperti peralihan cuaca dan diskriminasi.

Kita harus ingat, anak-anak seperti "spons" dan akan mempernyerap beberapa hal yang berada di sekitaran mereka. Mereka mengetahui bila orang tuanya alami Stress dan bisa bereaksi pada sesuatu keadaan emosional, apa saja memiliki bentuk.

Anak dan remaja kemungkinan tidak selamanya mempunyai kosa kata yang ideal untuk dapat mengutarakan dianya secara utuh. Anak yang lebih muda, karena umur dan tahapan perubahannya, bisa saja tidak seutuhnya memahami apa yang sebetulnya terjadi. Untuk mereka, keadaan baru atau berlainan berasa aneh, tidak nyaman, tidak dapat diterka, bahkan juga mengerikan.

Ciri-ciri stress dan Gejalanya

Saat alami Stress, badan keluarkan hormon seperti adrenalin dan kortisol yang mempersiapkan kita untuk ambil perlakuan menekan. Ini juga dikenal dengan tanggapan ‘melawan atau lari'. Dampaknya pada pemikiran dan badan anak, diantaranya:

Gejala fisik

  • Napas terengah-engah, berkeringat, dan jantung berdegap kuat
  • Sakit di kepala, penglihatan berputar-putar, dan susah tidur
  • Mual, masalah pencernaan
  • Berat tubuh naik atau turun karena makan terlampau sedikit atau banyak
  • Merasa sakit dan ngilu, dan seringkali sakit

Gejala emosional dan mental

  • Gampang kecewa dan geram, meletus-ledak atau menarik diri dari keluarga dan rekan
  • Meremehkan tanggung jawabannya, menyusut efektivitas kerjanya atau susah fokus
  • Penekanan emosional, seperti terus-terusan bersedih atau gampang menangis.

Beberapa gejala ini sering bisa hasilkan Stress yang semakin besar kembali. Penting untuk orangtua untuk menolong anaknya ketahui beberapa cara hadapi keadaan Stress supaya anak bisa menangani Stress selekasnya sesudah muncul.

Bantu anak menghadapi kondisinya

Saat anak berasa Stress, orangtua punyai peranan penting untuk menolong mereka hadapi Stress. Sama dengan orang dewasa, anak-anak juga kadang perlu diingatkan supaya mengasihi dirinya.

Mengenal penyebab: Tolong anak mengenal dan menulis saat mereka berasa Stress dan analisis skema reaksi mereka. Apa yang terjadi waktu itu? Apa yang mereka pikir, rasa, atau kerjakan mendekati Stress serang? Sesudah beberapa hal ini dijumpai, orangtua bisa ajak anak untuk bersama cari langkah menahan Stress atau mengatasinya secara cepat.

Memberi kasih-sayang: Perlihatkan kasih-sayang, waktu, dan perhatian semakin besar dari umumnya. Awasi dampak Stress pada kesehatan, sikap, pemikiran, atau hati anak. Ingat, orangtua perlu ajak anak berbicara, bicara dengan kurang kuat halus, dan memberikan keyakinan anak.

Jadi anutan: Katakan ke anak langkah Anda menangani keadaan Stress. Dengan mengusung pengalaman individu, Anda dapat memberikan inspirasi anak untuk ingin cari beberapa cara mengurus Stress yang efisien buatnya.

Membuat kekuatan berpikiran positif: Anak-anak, ditambah remaja, rawan pada merasa tidak optimis. Jika orangtua dengar pengakuan seperti, "Saya tidak jago dalam soal apa saja", "Saya tidak sukai diri saya" atau "Saya takut ke luar rumah," orangtua perlu menanyakan argumen anak berasa semacam itu. Peringatkan prestasi-prestasi anak dan proses perolehannya. Pengokohan positif dari orangtua dapat membuat anak berasa dipahami dan yakin mereka sanggup tangani keadaan Stress.

Membuat rutinitas sehat: Skema makan dan tidur yang bagus adalah kunci untuk menurunkan Stress. Untuk anak-anak berumur 6 sampai 12 tahun, beberapa ahli merekomendasikan durasi waktu tidur malam sepanjang sembilan sampai 12 jam. Untuk anak remaja, durasi waktu yang dianjurkan adalah delapan sampai 10 jam. Supaya tidur berkualitas, orangtua perlu batasi akses ke handphone saat malam hari. Gawai juga seharusnya tidak ditempatkan di kamar. Dengan makanan sehat dan beristirahat cukup, anak semakin lebih sanggup hadapi Stress.

Dorong anak untuk melakukan aktivitas di luar rumah, bermain dan bergabung dengan rekan. Olah raga dan kegiatan seperti meditasi dan pernafasan menolong menurunkan Stress.

Bernapas dengan otot perut sanggup membuat kita tenang dan menolong paru-paru memperoleh lebih banyak oksigen. Coba tiga cara gampang berikut ini: Tempatkan ke-2 tangan di atas perut. Ambil napas dalam-dalam sekitar 5 kali. Kalkulasi sampai lima setiap menarik dan menghembuskan napas. Ambil napas lewat hidung dan hembuskan lewat mulut. Katakan ke anak, saat menarik napas, dia sedang isi perutnya dengan udara seperti kita tiup balon. Dalam pada itu, saat menghembuskan napas, anak seolah tengah keluarkan udara dari balon secara perlahan-lahan.

Sama dengan orang dewasa, anak juga kadang perlu diingatkan supaya mengasihi dirinya. Stress adalah pengalaman yang manusiawi. Seiring berjalannya waktu dan dengan beberapa tehnik simpel, Stress dapat ditangani.

Kapan bantuan tenaga profesional dibutuhkan?

Bila anak anda berasa kesusahan mengurus Stress, kemungkinan ini waktunya menjumpai pakar yang terbiasa. Anda dapat meminta anjuran dari dokter atau konsultan, hipnoterapi, psikoterapi dan sebagainya. Mereka segera dapat mereferensikan pengatasan yang pas, misalkan menjumpai psikiater yang bisa menolong seseorang mengurus Stress dan mempunyai rutinitas yang positif untuk kesehatan psikis.

Tidak boleh sangsi cari kontribusi dari tenaga professional untuk anak. Bila Stress sampai berpengaruh pada kesehariannya, bermakna anak perlu mendapatkan kontribusi selekasnya supaya mereka bisa berasa lebih bagus.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.
Contact Us via Whatsapp