Pernah mendengar aktualisasi diri sebelumnya? Jika belum, mari baca. Ini penting untuk dipahami demi kemajuan hidupmu.
Aktualisasi Diri (pexels.com) |
A. Pemahaman Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri ialah keperluan emosional pada manusia untuk lakukan yang terbaik dari yang ia dapat.
Aktualisasi diri ialah proses jadi diri sendiri dan meningkatkan karakter-sifat dan kekuatan psikis yang unik.
Aktualisasi diri akan ditolong atau dirintangi oleh pengalaman dan oleh belajar terutamanya dalam periode anak-anak.
Aktualisasi diri akan berbeda searah dengan perubahan hidup seorang.
Saat masuk umur tertentu (adolensi) seorang akan alami perubahan aktualisasi diri dari fisiologis ke psikis.
Aktualisasi diri bisa diartikan sebagai perubahan yang tertinggi dari semua talenta, pemenuhan semua kualitas dan kemampuan.
Aktualisasi mempermudah dan tingkatkan pematangan dan perkembangan.
Saat pribadi semakin besar, karena itu "diri" mulai tumbuh. Di saat itu, penekanan aktualisasi berpindah dari sisi fisiologis ke sisi psikis.
Aktualisasi diri penting dan sebagai harga mati jika ingin capai keberhasilan.
Aktualisasi diri ialah tahapan perolehan dengan seorang manusia pada apa yang mulai diakuinya ada pada dianya.
Tiap manusia alami beberapa tahap kenaikan keperluan atau perolehan dalam hidupnya.
Keperluan itu mencakup:
- Keperluan fisiologis (physiological), mencakup keperluan akan pangan, baju, dan rumah atau keperluan biologis
- Keperluan keselamatan dan keamanan (safety), mencakup keperluan akan keamanan kerja, kemerdekaan dari perasaan takut atau penekanan, keamanan dari peristiwa atau lingkungan yang memberikan ancaman,
- Keperluan rasa mempunyai, sosial dan kasih-sayang (social), mencakup keperluan akan pertemanan, memiliki keluarga, bergerombol, hubungan dan kasih-sayang,
- Keperluan akan penghargaan (esteem), mencakup keperluan akan harga diri, status, prestise, tertarik, dan penghargaan dari faksi lain,
- Keperluan aktualisasi diri (self actualization), mencakup keperluan akan penuhi kehadiran diri (self fulfillment) lewat memaksimumkan pemakaiaan kekuatan dan kekuatan diri.
B. Factor yang memengaruhi aktualisasi diri
Orang yang sanggup mengaktualisasikan dianya benar-benar pahami jika ada keberadaan atau kendala lain berada didalam atau di luar kehadirannya sendiri yang mengontrol sikap dan perbuatannya untuk lakukan suatu hal.sebuah hal.
a. Intern
Factor intern ini sebagai wujud kendala yang dari dalam diri seorang, yang mencakup :
Ketidakjelasan akan kekuatan diri
Hati sangsi dan takut mengutarakan kekuatan diri, hingga kekuatannya tidak bisa semakin berkembang.
Kekuatan diri sebagai modal yang harus dipahami, dikeduk dan dioptimalkan.
Sebenarnya peralihan cuman dapat terjadi bila kita ketahui kekuatan yang ada pada diri kita selanjutnya mengarahkannya ke perlakuan yang pas dan terbukti.
b. External
Factor external sebagai kendala yang dari luar diri seorang, misalnya :
Budaya warga yang tidak memberikan dukungan usaha aktualisasi kekuatan diri seorang karena ketidaksamaan watak.
Factor lingkungan. Lingkungan warga punya pengaruh pada usaha merealisasikan aktualisasi diri. Aktualisasi diri bisa dilaksanakan bila lingkungan mengizinkannya.
Skema asuh. Dampak keluarga dalam pembangunan aktualisasi diri anak sangat besar maknanya. Banyak factor dalam keluarga yang turut punya pengaruh pada proses perubahan anak.
Aktualisasi diri sebagai kekuatan seorang untuk atur diri sendiri hingga bebas dari beragam penekanan, baik yangberasal dari dalam diri atau di luar diri.
Kekuatan seorang melepaskan diri dari penekanan intern dan external dalam pengaktualisasian dianya memperlihatkan jika orang itu sudah capai kematangan diri.
C. Karakter aktualisasi diri
Seorang yang sudah capai aktualisasi diri dengan maksimal akan mempunyai personalitas yang lain dengan manusia pada umunya.
Ada banyak karakter yang memperlihatkan sseorang capai aktualisasi diri.
Karakter itu diantaranya seperti berikut:
a. Sanggup menyaksikan realita lebih efektif
Karakter atau kemampuan ini akan membuat seorang untuk sanggup mengenal dusta, manipulasi, dan kepalsuan yang sudah dilakukan seseorang, dan sanggup menganalisa secara krisis, rasional, dan dalam pada semua peristiwa alam dan kehidupan.
Watak itu tidak memunculkan sikap yang emosional, tetapi lebih obyektif.
Ia akan dengarkan apa yang semestinya didengar, bukan dengar apa yang diharapkan, dan ditakutkan oleh seseorang.
Ketajaman penilaian pada realita kehidupan akan hasilkan sudut pandang yang berkilau menerawang jauh di depan tanpa dikuasai oleh kebutuhan atau keuntungan sebentar.
b. Akseptasi pada diri sendiri dan seseorang dengan apa adanya
Orang yang sudah mengaktualisasikan dianya akan menyaksikan seseorang seperti menyaksikan dirinya yang sarat dengan kelebihan serta kekurangan.
Karakter ini akan hasilkan sikap toleran yang tinggi pada seseorang dan kesabaran yang tinggi dalam terima diri sendiri dan seseorang.
Ia akan buka diri pada kritik, anjuran, atau nasihat dari pihak lain pada dianya.
c. Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran
Orang yang mengaktualisasikan diri secara benar diikuti dengan semua perlakuan, sikap, dan idenya dilaksanakan secara spontan, lumrah, dan tidak mengada-ada.
Dengan begitu, apa yang ia kerjakan tidak berpura-pura.
Karakter ini akan melahirkan sikap lega dada pada apa sebagai rutinitas penduduknya selama tidak berlawanan dengan konsepnya yang paling penting, walau dalam hati dia menertawakannya.
Tetapi jika lingkungan/rutinitas dalam masyarakat telah berlawanan dengan konsep yang dia yakin, karena itu dia tidak enggan-segan untuk mengemukakannya dengan asertif.
Rutinitas dalam masyarakat itu diantaranya seperti adat-istiadat yang amoral, dusta, dan kehidupan sosial yang tidak manusiawi.
d. Terkonsentrasi pada masalah
Orang yang mengaktualisasikan diri semua pemikiran, sikap, dan idenya bukan didasari untuk kebaikan dianya saja, tetapi didasari atas apa kebaikan dan kebutuhan yang diperlukan oleh umat manusia.
Dengan begitu, semua pemikiran, sikap, dan idenya terkonsentrasi pada masalah yang ditemui oleh umat manusia, bukan masalah yang memiliki sifat egois.
e. Memerlukan ketersendirian
Secara umum orang yang telah capai aktualisasi diri condong pisahkan diri.
Sikap ini didasari atas persepsinya berkenaan suatu hal yang dia kira betul, tapi tidak memiliki sifat egois.
Dia tidak tergantung pada pada pemikiran seseorang.
Karakter yang begitu, membuat tenang dan rasional dalam hadapi permasalahan. Dia selalu jaga martabat dan harga dianya, walau dia ada di lingkungan yang kurang terhormat.
Karakter pisahkan diri ini diwujudkan dalam otonomi ambil keputusan.
Keputusan yang diambilnya tidak dikuasai oleh seseorang.
Ia akan bertanggungjawab pada semua keputusan/peraturan yang diambil.
f. Otonomi (kemandirian pada kebudayaan dan lingkungan)
Orang yang telah capai aktualisasi diri, tidak gantungkan diri di lingkungannya.
Dia bisa lakukan apa dan dimanapun tanpa dikuasai oleh lingkungan (kondisi dan situasi) yang mengitarinya.
Kemandirian ini memperlihatkan ketahanannya pada semua masalah yang mengguncangkan, tanpa patah semangat apa lagi sampai bunuh diri.
Keperluan pada seseorang tidak memiliki sifat keterikatan, hingga perkembangan dan perubahan dianya lebih maksimal.
g. Kesegaran dan animo yang terus-menerus
Ini sebagai realisasi dari rasa sukur atas semua kekuatan yang dipunyai ke orang yang sanggup mengakualisasikan dianya.
Dia akan diselimuti hati suka, takjub, dan tidak jemu pada semua apa yang ia punyai.
Meskipun hal dia punyai itu sebagai hal yang umum saja.
Implementasinya ialah dia sanggup menghargaikan semua apa yang dipunyainya.
Ketidakberhasilan seorang dalam menghargaikan semua yang dipunyainya bisa mengakibatkan dia jadi manusia yang serakah dan berperangai menyalahi hak asasi seseorang.
h. Kesadaran sosial
Orang yang sanggup mengaktualisasikan diri, jiwanya diliputi oleh hati empati, kasihan, kasih-sayang, dan ingin menolong seseorang.
Hati itu ada meskipun seseorang berperangai jahat pada dianya.
Dorongan ini akan munculkan kesadaran sosial di mana dia mempunyai rasa untuk bermasyarakat dan membantu seseorang.
i. Jalinan interpersonal
Orang yang sanggup mengaktualisasikan diri memiliki kecondongan untuk merajut jalinan yang bagus sama orang lain.
Dia bisa merajut jalinan yang dekat dengan penuh rasa cinta dan kasih-sayang.
Jalinan interpersonal ini tidak dilandasi oleh tendensi individu yang sebentar, tetapi didasari oleh hati cinta, kasih-sayang, dan kesabaran.
Walau orang itu kemungkinan tidak pas dengan sikap warga di sekitarnya.
j. Demokratis
Orang yang sanggup mengaktualisasikan diri mempunyai karakter demokratis.
Karakter ini dimanifestasikan denga sikap yang tidak membandingkan seseorang berdasar penggolongan, benar, agama, suku, ras, status sosial ekonomi, partai dan sebagainya.
Karakter demokratis ini lahir karena ke orang yang mengaktualisasikan diri tidak memiliki hati risi berkawan sama orang lain.
karena sikapnya yang rendah hati, hingga dia selalu menghargai seseorang tanpa kecuali.
k. Rasa komedi yang memiliki makna dan benar
Rasa komedi orang yang mengaktualisasikan diri berlainan dengan komedi banyak orang.
Dia tidak ketawa pada komedi yang mengejek, merendahkan bahkan juga menjelekkan seseorang.
Komedi orang yang mengaktualisasikan diri tidak saja memunculkan ketawa, tapi penuh dengan arti dan nilai pengajaran.
Humornya betul-betul memvisualisasikan inti manusiawi yang menghargai dan menjunjumg tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
l. Kreasi
Sikap inovatif sebagai karakter yang lain dipunyai oleh orang yang mengaktualisasikan diri.
Kreasi ini direalisasikan dalam kekuatannya lakukan inovasi-inovasi yang spontan, asli, tidak terbatasi oleh lingkungan atau seseorang.
Langkah Meditasi Ini Dapat Mengubah Hidup Anda 365% Lebih Baik.
m. Independensi
Dia sanggup menjaga pendirian dan keputusankeputusan yang dia mengambil.
Tidak labil atau dipengaruhi oleh beragam guncangan atau kebutuhan.
n. Pengalaman pucuk (peak experiance)
Orang yang sanggup mengaktualisasikan diri akan mempunyai hati yang bersatu dengan alam.
Dia berasa tidak ada batasan atau penyekat di antara dianya dengan semesta alam.
Maknanya, orang yang sanggup mengaktualisasikan diri terlepas dari sekat-sekat berbentuk suku, bahasa, agama, ketakutan, kebimbangan, dan sekat-sekat yang lain.
Oleh karenanya, dia akan mempunyai karakter yang jujur, tulus, bersahaja, ikhlas hati , dan terbuka.
D. Cara Perolehan Aktualisasi Diri
Adapun langkah-langkah simpel untuk mengaktualisasikan diri dalam meraih kesuksesan, yakni:
a. Ketahui kekuatan dan talenta unik yang ada pada diri
Jangan sampai sembunyikan talenta anda karena talenta dibuat untuk dipakai, demikian nasihat dari Benjamin Franklin.
Oleh karenanya anda harus dan harus mengenal talenta danpotensi unik yang ada pada diri anda.
Dia ialah karunia Tuhan yang tidak ternilai.
Yakinlah masing-masing kita tercipta dengan talenta dan kekuatan yang mengagumkan.
Pekerjaan kitalah untuk pahami, mengetahui dan mengenal talenta dan kekuatan apa saja yang kita punyai.
b. Pertajam kekuatan unik anda tiap hari
Orang sukses ialah orang yang selalu mempertajam kekuatan unik yang ada pada dianya, yang membandingkan dianya dengan 6 milyar orang yang lain.
Tak perlu malu, kekuatan sekecil apa saja yang anda punyai saat ini ialah modal untuk membuat keberhasilan di masa datang.
Petuah arif menjelaskan "Lakukan beberapa hal kecil yang tidak anda gemari dengan disiplin tinggi, hingga nantinya anda bisa nikmati beberapa hal besar yang paling anda gemari.
c. Buat diri anda berlainan dan jadilah "One in a million kind of individu"
Kita tercipta berlainan dan dibuat untuk membikin ketidaksamaan hidup.
Yakinlah anda ialah maha kreasi Tuhan yang mengagumkan.
Anda ialah tambang emas dan berlian yang tidak ternilai harga.
Karena itu bikinlah diri bernilai dengan jadi yang lain dan bukan asal berbeda, tapi harus unik.
Berikan ketidaksamaan besar dalam kehidupan hingga hidup anda sebagai karunia dan karunia untuk seseorang.