Peribahasa menjelaskan bila waktu ialah uang, dan multitasking sendiri kerap dipandang seperti salah satunya langkah bekerja terbaik dan efektif.
Dengan bekerja multitasking, banyak orang berpikiran bisa kerjakan beberapa hal pada sebuah saat yang lebih singkat.
Langkah ini jadi jalan singkat dan argumen saat beberapa orang sedang dikejar deadline.
Walau sebenarnya realitanya tidak seindah prediksi lho. Kenyataannya, banyak rugi dari multitasking tersebut, dan bahkan bisa saja membuat kamu terkejut. Apa sich? Berikut penjelasaannya!
gambar: pexels.com |
1. Multitasking bisa menghancurkan otak
Sudah pernahkah kalian bekerja sekalian menonton TV, dengarkan sharing rekan atau sekalian memerhatikan monitor presentasi?
Otomatis, kalian minta otak kalian membagikan perhatian dan sebetulnya ini tidak dapat dilaksanakan.
Kenyataannya, otakmanusia tidak didesain untuk kerjakan beberapa hal dalam waktu yang sama. Saat dipaksakan untuk multitasking, otak manusia seperti melompat-lompat dari 1 pekerjaan ke pekerjaan yang lain hingga cuman dapat konsentrasi dalam beberapa detik.
Tidak dapat konsentrasi, otak bisa juga hancur lho.
Berdasar riset dari University of Sussex di Inggris, seorang yang terlatih multitasking alami kemerosotan kekuatan pada bagian otak yang bertanggungjawab untuk empati, kontrol kognitif, dan pengaturan emosi.
2. Multitasking bisa Membuat depresi
Interupsi otak berulang-kali yang terjadi saat multitasking dapat tingkatkan tingkat stress.
Biasanya, hal Ini terjadi saat kalian sedang kerjakan satu tugas, tetapi kalian tidak sabar untuk menuntaskan tugas lain.
Karena itu bisa memacu produksi kortisol, yakni hormon pemicu stress bertambah.
Hasilnya kalisn akan berasa benar-benar capek saat memerlukan energi untuk fokus.
Baca Juga: TENTANG SOFT SKILL
3. Multitasking membikin tidak produktif
Bahkan juga sering kita selalu respek dan memandang luar biasa sama orang yang dapat lakukan multitasking.
Tapi kenyataannya, kekuatan itu sebetulnya bukan suatu hal yang patut dibanggakan.
Multitasking sendiri sebetulnya menghabiskan waktu karena pada intinya otak kita tidak dapat kerjakan beberapa hal di watu yang serupa.
Yang kalian kerjakan sebetulnya ialah seperti peralihan dan peralihan ini membuat tugas akan lama-lama usai.
Prof. Earl Miller, neuroscientist dari Massachusetts Institute of Technology Amerika menerangkan ini dalam risetnya.
Beliau scan otak peserta saat mereka lakukan multitasking. Hasilnya, otak manusia bisa dibuktikan cuman dapat konsentrasi pada satu atau dua hal.
Keproduktifan mereka yang lakukan multitasking justru turun sampai 40%.
4. Multitasking membuat kamu bodoh
Kalian tahu tidak, bila otak yang umum dipaksakan multitasking bisa saja bodoh lho.
kelihatannya memang kejam, tetapi multitasking yang berkali-kali memanglah bisa turunkan kekuatan belajar.
Riset ini pernah dilaksanakan oleh University of London yang mendapati jika multitasking bisa turunkan IQ.
Dampak yang sama dengan kelihatan dari peserta atau orang yang menghisap mariyuana dan terlatih bergadang.
Lebih detilnya, otak kehilangan kekuatan untuk mengenali yang mana penting dan yang mana tidak.
Dan ini akan membutakan kalian dari bukti jika kerjakan beberapa hal dalam saat yang bertepatan ialah sia-sia.
5. Multitasking membuat kamu condong nakal
Manipulasi (baik yang tersengaja atau tidak) terjadi saat kalian tergesa-gesa.
Kalian akan semakin banyak lakukan kekeliruan saat kalian berpindah dari 1 pekerjaan ke pekerjaan yang lain, dibanding konsentrasi pada satu pekerjaan susah.
Karena multitasking membuat kalian kurang produktif, kalian akan cari jalan singkat. Misalkan, saat kerjakan pekerjaan kuliah kalian akan mempersingkat jawaban.
6. Multitasking menghancurkan kekuatan kognitif
Karena terlatih tidak konsentrasi pada satu perihal, orang multitasking condong turun kekuatan kognitifnya.
Kekuatan kognitif ialah kegiatan otak yang meliputi pengetahuan/hafalan/daya ingat (knowledge), pengetahuan (comprehension), implementasi (application), analitis (analysis), sintesis (syntesis), penilaian/penghargaan/penilaian (evaluation) dan kekuatan untuk memfilter info.
Hasilnya, mereka yang condong multitasking efisieni dan kualitas kerja turun.
7. Multitasking membuat kalian semakin banyak membuat kekeliruan
Tanpa kalian ketahui, multitasking bisa juga jadi pemicu kalian membuat beberapa kekeliruan.
Beberapa pakar memprediksi keproduktifan pribadi bisa turun sampai 40% saat harus beralih dari tugas yang satu ke tugas lain.
Baca Check di sini apa Kamu terhitung Angkatan Micin!!
Ini sudah pasti muncul karena kalian memerlukan waktu untuk kembali konsentrasi saat baru mengawali tugas.
Multitasking akan membuat kalian lakukan semakin banyak kekeliruan, terlebih bila hal uang kalian lakukan mengikutsertakan pertimbangan krisis.
Sebuah study lain di Perancis yang sudah dilakukan tahun 2010 mendapati jika manusia sebetulnya dapat lakukan dua pekerjaan sulit sekalian tanpa sebuah kekeliruan yang memiliki arti.
Ini dikarenakan oleh otak manusia memang mempunyai dua lobus yang bisa menghandle ke-2 tugas itu.
Tetapi bila kalian memberinya tugas ke-3 , karena itu otak akan kerepotan dan muncul beberapa kesalahan karena multitasking ini.
8. Multitasking bisa melewati beberapa hal dalam kehidupan
Argumen yang lain membuat multitasking tidak seefektif terdengarannya ialah realita jika kalian akan melewakan beberapa hal dalam kehidupan.
seorang yang repot dengan multitasking tidak sempat dan bisa memerhatikan apa yang telah ada disekitaran mereka bahkan juga yang dekat sekalinya.
Seperti dari hasil study Western Washington Unversity yang mengatakan jika 75% mahasiswa jalan melewati lapangan sekalian bicara di telephone selular, rupanya mereka tidak menyaksikan kehadiran badut memakai sepeda roda satu di depannya.
Memang secara tehnis, orang yang bicara di telephone masih bisa menyaksikan apa yang terjadi disekelilingnya.
Tapi pada intinya, sedikit hal yang bisa direkam di otak karena otak sedang konsentrasi pada hal-hal lain.
Kalian tentu saja tidak mau bila multitasking malah akan membuat kalian melewati banyak info maupun beberapa momen penting yang semestinya kalian saksikan.
Oleh karena itu mulai saat ini coba untuk cuman konsentrasi pada satu tugas saja.
Baca Juga: Pentingnya Manajemen Waktu Bagi Mahasiswa
9. Multitasking Bisa Menahan kreasi
Kenapa multitasking bisa memengaruhi kreasi? sudah pasti,saat kalian lakukan beberapa hal pada sebuah waktu, karena itu banyak pula hal yang terjadi di di otak kalian.
Makin banyak yang ditangani,maka semakin banyak "working memori'"atau penyimpanan otak sementara kalian yang bekerja.
Ini selanjutnya memacu kalian kesusahan untuk berpikiran inovatif.
Kalian tak lagi mempunyai waktu untuk berpikiran sesaat dan berpikir tenang supaya memperoleh peristiwa di mana kreasi kadang ada.
10. Multitasking menghancurkan jalinan dengan orang sekeliling
Memang ini cukup susah untuk disangkal, saat multitasking membuat kalian terus repot dengan handphone kalian bahkan juga saat beberapa orang di muka kalian yang dapat dibawa mengobrol langsung.
Kalian kemungkinan berpikiran bahwakalian dapat lakukan multitasking yakni dengarkan musuh berbicara di muka kalian sekalian membalasnya pesan yang berada di handphone kalian.
Sekali dua kali kalian kemungkinan berpikir jika kalian bisa sukses melakukan.
Walau sebenarnya tanpa kalian ketahui, ada waktu saat musuh berbicara mulai berasa kalian tidak seutuhnya dengarkan, walau mereka tidak menjelaskannya langsung.
Musuh berbicara kalian pada akhirannya lebih memutuskan untuk konsentrasi pada handphonenya atau bahkan juga pergi dan hentikan komunikasi kalian dengan selekasnya.