Teori orisinal Holland alami modifikasi sebagai dari hasil riset ulangi, ini terbatas di lingkungan kerja pada warga Amerika (Osipow, 1983 : 83). Pada kata pengantar dalam kreasi tulisnya yang paling akhir yakni "Making Vocational Choices : A Theory of Vocational Personalities and Work Environments" (1985), John Holland menjelaskan jika buku itu sebagai pendefinisian teorinya yang ke-5 semenjak kreasi tulisnya yang pertama di tahun 1959 (Winkel dan Hastuti, 2005 : 634). Teori Holland menyampaikan enam lingkungan okupasional dan enam type personalitas. Di tahun 1966, Holland memiliki pendapat jika ling¬kungan-lingkungan okupasional itu ialah : Realistik, Cendekiawan, Artistik , Sosial, Pebisnis, dan Konservatif, demikian pula type personalitas dinamakan yang serupa (Manrihu, 1992 : 71).
Jenjang tujuan personalitas pribadi tentukan lingkungan yang diputuskannya, makin terang jenjangnya, karena itu semakin efisien penelusuran lingkungan yang sama sesuai (Manrihu, 1992 : 71). Pengetahuan pribadi mengenai diri dan lingkungannya dibutuhkan untuk memutuskan opsi yang tepat. Teori Holland dikoreksi di tahun 1973, type-tipe personalitas dan lingkungan okupasional itu adalah; Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Pebisnis, dan Konservatif (Manrihu, 1992 : 71).
Holland mengaku jika penglihatannya berakar dalam psikologi diferensial, khususnya riset dan pengukur pada ketertarikan, dan dalam adat psikologi personalitas yang pelajari type-tipe personalitas (Winkel dan Hastuti, 2005 : 634). Dua sumber dampak ini menggerakkan Holland untuk mengasumsikan jika orang yang mempunyai ketertarikan yang berbeda dan bekerja di dalam lingkungan yang beraneka, sebetulnya ialah orang yang berpribadi lainnya dan memiliki riwayat hidup yang berbeda juga (Winkel dan Hastuti, 2005 : 634).
Ide Dasar Personalitas seorang menurut John Holland sebagai dari hasil turunan dan dampak lingkungan (Osipow, 1983 : 84). Winkel dan Hastuti (2005 ; 634-635) menerangkan jika penglihatan Holland meliputi tiga gagasan dasar, yakni :
Semuanya orang bisa dikelompokkan menurut dasar sampai berapakah jauh mereka dekati salah satunya antara enam type personalitas, yakni : Type Realistik (The Realistic Tipe), Type Periset/Pengusut (The Investigative Tipe), Type Seniman (The Artistic Tipe), Type Sosial (The Social Tipe), Type Pebisnis (The Enterprising Tipe), dan Type Orang Teratur (Conventional Tipe).
Makin serupa seorang dengan salah satunya antara enam type itu, semakin tampaklah kepadanya beberapa ciri dan corak sikap yang unik untuk type berkaitan. Tiap type personalitas ialah satu type teoritis atau type bagus, yang disebut dari hasil hubungan di antara beberapa faktor intern dan external. Berdasar hubungan itu manusia muda belajar lebih menyenangi aktivitas/kegiatan tertentu, yang selanjutnya melahirkan satu ketertarikan kuat yang pada gilirannya tumbuhkan kekuatan dan ketrampilan tertentu.
Gabungan dari ketertarikan dan kekuatan itu membuat satu disposisi yang memiliki sifat benar-benar individu untuk menerjemahkan, berlaku, berpikiran, dan melakukan tindakan dengan beberapa cara tertentu. Sebagai sebuah contoh : seorang dengan type sosial yang lebih sensitif pada keperluan seseorang dan karenanya dia lebih cerderung masuk lingkungan okupasi yang memiliki kandungan elemen servis sosial seperti perawat, guru, karyawan sosial, dan pemuka agama.
Baca Juga: Perbedaan Coaching, Counseling dan Mentoring.
Memperbandingkan semua sikap dan langkah melakukan tindakan seorang dengan skema sikap dan rutinitas melakukan tindakan yang khusus untuk tiap type personalitas, bisa ditetapkan type mana yang pas sama orang itu, dalam posisi yang mana paling cocok, yang mana sama sesuai dalam posisi ke-2 dan ke-3 , dengan begitu, seorang bisa dipastikan paling dekati type sosial, tetapi tetap mempunyai keserupaan dengan type pebisnis dan type seniman. Ini bisa diteruskan terus dengan mengidentifikasikan keserupaan dengan type-tipe lainnya dalam posisi ke-4, ke-5, dan ke enam.
Profile keseluruhan dari keseluruhnya keserupaan dalam posisi pertama ke bawah, memperlihatkan skema personalitas seorang (the individual's personality pattern). Usaha untuk tentukan profile keseluruhan itu bisa dipakai beragam sistem seperti testing psikis dan analitis riwayat hidup berkenaan dengan inspirasi okupasi.
Beragam lingkungan yang orang hidup dan bekerja, bisa dikelompokkan menurut dasar sampai berapakah jauh satu lingkungan tertentu dekati salah satunya mode lingkungan (a mode environment), yakni : Lingkungan Realistik (The Realistic Environment), Lingkungan Riset/Pengusutan (The Investigative Environment), Lingkungan Kesenian (The Artistic Environment), Lingkungan Pebisnis (The Enterprising Environment), Lingkungan Servis Sosial (The Social Environment), Lingkungan Bersuasana Aktivitas Teratur (The Conventional Environment).
Makin serupa lingkungan tertentu dengan salah satunya antara enam mode lingkungan, semakin tampaklah didalamnya corak dan situasi kehidupan yang unik untuk lingkungan berkaitan. Masing-masing mode lingkungan hidup, terhitung lingkungan okupasi, dikuasai oleh : orang yang bertipe personalitas tertentu. Sebagai sebuah contoh : lingkungan kesenian dikuasai oleh orang yang bertipe orang seniman, dalam makna banyak orang yang hidup dan bekerja di lingkungan itu terhitung type personalitas ini.
Masing-masing mode lingkungan hidup memberi peluang tertentu dan memunculkan rintangan tertentu juga. Ingat ke enam type personalitas memperlihatkan skema ketertarikan dan kapabilitas tertentu, karena itu jikamana beberapa orang dari type personalitas tertentu bergabung untuk hidup dan bekerja bersama, mereka membuat situasi yang menggambarkan type personalitas mereka dan menarik seseorang vang bertipe sama untuk menyatukan diri sama mereka. Salah satunya sistem yang dipakai untuk mempelajari lingkungan tertentu adalah hitung banyaknya orang dari beragam type personalitas yang hidup dan bekerja di sana. Hasil perhitungan ini ditransformasi jadi persentase. Persentase tinggi dari type personalitas tertentu membuat situasi yang unik
Kombinasi di antara type personalitas tertentu dan mode lingkungan yang sama sesuai hasilkan kesesuaian dan kesesuaian okupasional (occupational homogeneity), hingga seorang bisa melakukan pengembangan diri di dalam lingkungan okupasi tertentu dan berasa senang. Kombinasi dan pencocokan di antara setiap type personalitas dan satu mode lingkungan memungkinkannya memperkirakan opsi okupasi, kesuksesan, kestabilan seorang dalam okupasi yang dipangku. Sebagai sebuah contoh : seorang dijumpai paling dekati type sosial, semakin lebih condong masuk okupasi di dalam lingkungan servis sosial karena okupasi itu dijumpai paling sesuai pribadinya sendiri dan paling memberikan kepuasan untuknya, dan orang yang lain dijumpai paling dekati type orang teratur, semakin lebih condong memangku okupasi di dalam lingkungan yang bersuasana rutinitas, seperti karyawan di kantor, penerima tamu, akuntan, dan karyawan perpustakaan. Sebaliknyalah, orang yang masuk lingkungan okupasi yang jauh dari type personalitas yang paling ciri khas untuknya akan alami perselisihan dan tidak berasa senang, hingga condong untuk tinggalkan lingkungan okupasi itu dan cari lingkungan yang lain lebih pas untuknya. Manrihu (1992 : 70) memiliki pendapat jika ada empat anggapan yang disebut jantung teori Holland, yakni :
- Banyak orang bisa digolongkan sebagai salah satunya dari 6 type : Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Giat (sukai usaha), dan Konservatif.
- Ada enam tipe lingkungan : Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Giat (sukai usaha), dan Konservatif.
- Orang menyelidik lingkungan-lingkungan yang hendak membiar¬kan atau memungkinkan latih ketrampilan-keterampilan dan kekuatan-kemampuannya, ekspresikan beberapa sikap dan nilai-nilainya, dan terima beberapa masalah dan peran-peranan yang tepat.
- Sikap seorang ditetapkan oleh hubungan di antara pribadinya dan beberapa ciri lingkungannya.
Holland berdasar pada kepercayaan, jika satu ketertarikan yang tersangkut tugas dan okupasi ialah hasil kombinasi dari riwayat hidup seorang dan keseluruhnya pribadinya, hingga ketertarikan tertentu pada akhirnya jadi satu ciri-ciri personalitas yang berbentuk gestur diri dalam sektor tugas, sektor study akademis, hoby pokok, beragam aktivitas rekreatif dan banyak kegemaran lainnya (Winkel dan Hastuti, 2005 : 636-637).
Pada halaman tiga buku "Making Vocational Choices : A Theory of Vocational Personalities and Work Environments" , Holland tuliskan : "In short, what we have called vocational interests are an important aspect of personality", karenanya alat test yang dikenali bernama interest inventory dilihat sebagai test personalitas (Winkel dan Hastuti, 2005 : 637). Salah satunya tanda-tanda dari ketertarikan adalah kegemaran seorang untuk lakukan beberapa kegiatan tertentu, dan ketaksukaan jadi kontraindikasi.
Holland sendiri meningkatkan beberapa test yang bisa menolong orang untuk mengenali diri kita, misalnya : The Vocational Preference Inventory pada tahun 1977 dan Self-directed Search pada tahun 1979 (Winkel dan Hastuti, 2005 : 637). Holland berefleksi mengenai jaringan jalinan di antara type-tipe personalitas dan di antara beberapa model lingkungan, yang dituangkan dalam bagan yang disebutkan Hexagonal Mode dan mode ini memvisualisasikan bermacam jarak psikis di antara type-tipe personalitas dan beberapa model lingkungan, semakin pendek jarak (menurut garis-garis dalam mode) di antara dua type personalitas karena itu semakin dekat ke-2 type itu dalam arti psikisnya dan semakin panjang jarak (menurut garis-garis dalam mode) karena itu semakin jauh ke-2 type itu dalam arti psikisnya (Winkel dan Hastuti, 2005 : 637).
Menurut Holland satu type mempunyai korelasi dengan type-tipe yang lain, misalkan type realistik dekat sama type investigatif di satu segi dan dengan type konservatif disebelah yang lain (korelasinya 0,46 dan 0,36), dan dengan type sosial korelasinya 0,21 (Osipow, 1983 : 83). Type artistik dekat hubungan dengan type investigatif dan sosial (korelasinya 0,34 dan 0,42), tapi jauh sekali dari type konservatif hingga korelasinya 0,11 (Osipow, 1983 : 83). Kondisi itu tidak bisa disamakan dengan tepat pada hexagon bila ditempatkan dalam ukuran rasio, ini lebih sebagai sekadar satu eksperimen dari Holland untuk mempertalikan di antara yang satu sama lainnya (Osipow, 1983 : 90). Perubahan type-tipe personalitas ialah dari hasil interaksi-¬interaksi beberapa faktor bawaan dan lingkungan dan interaksi-interaksi ini bawa ke preferensi-preferensi untuk beberapa jenis beberapa aktivitas khusus, yang pada gilirannya arahkan pribadi ke type-tipe sikap-perilaku tertentu yang ringkasannya ialah seperti berikut (Manrihu, 1992: 71-73) :
- Type Realistik yang preferensinya pada beberapa aktivitas yang membutuhkan kecurangan eksplisit, teratur, atau terstruktur pada objek-obyek, beberapa alat, beberapa mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyenangi beberapa aktivitas pemberian kontribusi atau pengajaran. Preferensi-preferensi bawa ke peningkatan kompe¬tensi-kompetensi dalam bekerja dengan beberapa benda, binatang¬-binatang, beberapa alat dan peralatan tehnik, dan meremehkan kapabilitas-kompetensi sosial dan pengajaran. Memandang diri baik pada kekuatan mekanikal dan atletik dan tidak mahir dalam ketrampilan-keterampilan sosial hubungan-hubungan insani. Memandang tinggi beberapa benda riil, misalnya : uang dan kekuasa¬an. Beberapa ciri terutamanya ialah praktikalitas, kestabilan, konformitas. Kemungkinan lebih menyenangi ketrampilan-keterampilan dan okupasi¬-okupasi tehnik.
- Type Investigatif mempunyai opsi untuk beberapa aktivitas yang membutuhkan penyidikan pengamatanonal, simbolis, mekanismea¬tik, dan inovatif pada peristiwa fisik, biologis, dan kultural agar pahami dan mengatur peristiwa itu, dan tidak menyenangi beberapa aktivitas persuasif, sosial, dan repetitif. Beberapa contoh dari okupasi-okupasi yang penuhi keperluan-¬kebutuhan type-tipe investigatif ialah pakar kimia dan pakar fisika.
- Type Artistik lebih menyenangi beberapa aktivitas yang ambi¬guous, bebas, dan tidak tersistematisasi untuk membuat produk¬-produk artistik, seperti lukisan, sinetron, cerita. Tidak menyenangi beberapa aktivitas yang terstruktur, teratur, dan teratur. Kapabilitas-¬kompetensi dalam upaya-upaya artistik diperkembangkan dan ketrampilan-keterampilan yang teratur, terstruktur, klerikal diacuhkan. Melihat diri sebagai gesturf, murni, mandiri, dan mempunyai beberapa kemampuan artistik. Beberapa ciri-ciri khu¬susnya ialah emosional, imaginatif, stimulanif, dan murni. Okupasi¬-okupasi artistik umumnya ialah lukisan, cerita, akting, dan seni pahat.
- Type Sosial lebih menyenangi beberapa aktivitas yang melibat¬kan beberapa orang lain dengan penekanan pada menolong, mengajarkan, atau sediakan kontribusi. Tidak menyenangi beberapa aktivitas teratur dan terstruktur yang mengikutsertakan objek-obyek dan materi-¬materi. Kapabilitas-kompetensi sosial condong diperkembangkan, dan beberapa hal yang memiliki sifat manual dan tehnik diacuhkan. Menganggap diri kapabel dalam membantu dan mengajarkan seseorang dan memandang tinggi kegiatan-attivitas hubungan-hubungan sosial. Beberapa ciri-ciri terutamanya ialah kerja-sama, berteman, persuasif, dan arif. Okupasi-okupasi sosial meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti mengajarkan, konseling, dan tugas kesejahteraan sosial.
- Type Enterprising lebih menyenangi kegiatan-aktivitas yang mengikutsertakan kecurangan pada beberapa orang lain untuk pencapaian ekonomik atau arah-tujuan organisasi. Tidak menyenangi beberapa aktivitas yang terstruktur, abstrak, dan ilmiah. Kapabilitas-kompetensi kepimpinan, persuasif dan yang memiliki sifat supervisi diperkembangkan, dan yang ilmiah diacuhkan. Me¬mandang diri sebagai agresif, terkenal, optimis, dan mempunyai kekuatan pimpin. Kesuksesan politik dan ekonomik dipandang tinggi. Beberapa ciri uniknya ialah tekad, supremasi, kepercayaan diri, dan sosiabilitas.
- Type Konservatif lebih menyenangi beberapa aktivitas yang membutuhkan kecurangan data yang eksplisit, teratur, dan mekanismea-tik buat memberi kontributor ke arah-tujuan organisasi. Tidak menyenangi beberapa aktivitas yang tidak jelas, bebas dan tidak terstruktur. Kapabilitas-kompetensi diperkembangkan dalam sektor-sektor klerikal, komputasional, dan mekanisme usaha. Akti¬vitas-aktivitas artistik dan sejenisnya diacuhkan. Melihat diri sebagai teratur, gampang beradaptasi, dan mempunyai ketrampilan-keterampilan klerikal dan numerikal. Beberapa ciri-ciri uniknya ialah efektivitas, kedisiplinan, praktikalitas, dan kendalikan diri. Okupasi-okupasi yang sama sesuai ialah bankir, penaksir harga, pakar pajak, dan pemegang buku.
Holland (Manrihu, 1992 : 77-78) menambahkan tiga anggapan mengenai beberapa orang dan lingkungan-lingkungan, asumsi-asumsi ini ialah:
- Stabilitas, dalam diri seorang atau lingkungan, beberapa pasangan type lebih dekat hubungan dibanding yang lain. Misalkan, type-tipe realistik dan investigatif semakin banyak kesamaannya dibanding type-tipe konservatif dan artistik. Stabilitas ialah tingkat jalinan di antara type-tipe personalitas atau di antara beberapa model lingkungan. Tingkat-taraf stabilitas atau keterhubungan diibaratkan memengaruhi opsi vokasional. Misalkan, orang yang paling seperti type realistik dan paling seperti selanjutnya dengan type investigatif (orang yang realistik-investigatif) semestinya dapat lebih diramalkan dibanding orang yang realistik-sosial.
- Diferensiasi, sebagian orang atau lingkungan lebih terbatasi dengan jelas dibanding yang lain. Misalkan, seorang kemungkinan benar-benar seperti satu type dan memperlihatkan sedikit kemiripan dengan type- type yang lain, atau satu lingkungan kemungkinan mayoritas didomi¬nasi oleh satu type tunggal. Kebalikannya, orang yang seperti banyak type atau satu lingkungan yang bercirikan kurang lebih sama dengan ke enam type itu tidak terdiferensiasi atau mungkin kurang terumuskan. Tingkat di mana seorang atau satu lingkungan terumuskan secara baik ialah tingkat diferensiasinya.
- Kongruensi, beragam type membutuhkan beragam lingkungan. Misalkan, type-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam lingkungan¬lingkungan realistik karena lingkungan semacam itu memberi peluang-kesempatan dan menghargakan keperluan-kebutuhan type realistik. Ketidakserasian (incongruence) terjadi jika satu type hidup pada suatu lingkungan yang sediakan peluang-kesempatan dan penghargaan-penghargaan yang asing untuk preferensi-preferensi atau beberapa kemampuan orang itu - misalkan, type realistik pada suatu peradaban sosial.
Di tahun 1978, Holland meningkatkan satu Mekanisme Kategorisasi Okupasi (The Classification Sistem) yang menggolongkan 500 okupasi dalam enam kelompok okupasi, yakni: Realistic Occupations, Investigative Occupations, Artistic Occupation, Social Occupations, Entreprising Occupations, dan Conventional Occupations (Winkel dan Hastuti, 2005: 637).
Kategorisasi ini ada dalam The Occupations Finder yang memberikan nomor-nomor code dari Dictionary of Occupational Titles dan tingkat pengajaran sekolah yang biasanya dituntut agar sanggup menggenggam okupasi tertentu (Winkel dan Hastuti, 2005: 637). Mekanisme Kategorisasi Okupasi diaplikasikan dalam The Self-directed Search yang direncanakan untuk menolong orang supaya lebih mengenali diri dan mendapati sektor okupasi yang dipandang pas untuknya atau sedikitnya untuk diperhitungkan (Winkel dan Hastuti, 2005: 637).
Keunggulan dan Kekurangan Teori Holland oleh beberapa ahli psikologi vokasional dipandang sebagai teori yang mendalam karena mengevaluasi opsi okupasi sebagai sisi dari keseluruhnya gaya hidup seorang dan sebagai teori yang mendapatkan banyak support hasil dari riset sepanjang tersangkut beberapa model lingkungan dan type-tipe personalitas (Winkel dan Hastuti, 2005: 639).
Kekurangan dalam teori ini ialah kurang dilihat proses perubahan yang menerpasi ke enam type personalitas dan tidak memberikan fase-fase tertentu pada proses perubahan itu dan penumpukan bentang usia (Winkel dan Hastuti, 2005: 639). Berkenaan tahapan atau tingkat yang bisa diraih oleh seorang dalam sektor okupasi tertentu (occupational level), Holland menunjuk pada tingkat inteligensi yang memungkinkannya tingkat pengajaran sekolah tertentu, tetapi ditanyakan apa masih tetap ada beberapa faktor yang lain memengaruhi dalam masalah ini, seperti tingkat inspirasi seorang (Winkel dan Hastuti, 2005: 639).
Program Teori Holland di Sekolah Penglihatan Holland benar-benar berkaitan untuk tuntunan profesi dan konseling profesi di lembaga pengajaran untuk tingkatan pengajaran menengah dan periode awalnya pengajaran tinggi (Winkel dan Hastuti, 2005: 639). Penekanan yang diberi pada pengetahuan diri berkenaan dengan beberapa kualitas vokasional yang dipunyai seorang dan pada info yang tepat berkenaan beragam lingkungan okupasi, menyadarkan instansi bim¬bingan akan pekerjaannya untuk menolong orang muda mengenali diri kita dan mengenali beberapa ciri lingkungan, ke-2 ini benar-benar dibutuhkan sebagai saran dalam pikirkan opsi okupasi dengan matang (Winkel dan Hastuti, 2005: 639).
Beberapa alat yang diperkembangkan oleh Holland, yakni The Occupations Finder dan The Self-directed Search, yang bertanya aktivitas/kegiatan yang dicintai, beragam kapabilitas yang dipunyai, sektor-sektor tugas yang disukai, dan penilaian diri dalam beberapa ketrampilan, harus dicocokkan dengan mekanisme kategorisasi okupasi yang berdasarkan pada teori yang serupa, dengan begitu. orang muda bisa mendapati beberapa alternative opsi okupasi untuk diperhitungkan selanjutnya (Winkel dan Hastuti, 2005: 639). Langkah bekerja ini pada intinya mengaplikasikan satu pendekatan yang serupa dengan pendekatan Trait and Faktor, tetapi maju lebih jauh daripada teori Trait and Faktor tradisionil (Winkel dan Hastuti, 2005: 639).
Penutup Pada konsepnya kebenaran satu pengetahuan bikinan manusia ada pada tataran relatif. Kebenaran pengetahuan bikinan manusia tidak ditujukan pada betul yang sebenar-benarnya, tapi lebih ditujukan sebagai betul yang berguna. Makin berguna satu pengetahuan untuk kebutuhan umat manusia, karena itu makin tinggilah nilai kebenarannya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Manrihu, Muhammad Thayeb . 1992 . Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier . Jakarta
Bumi Aksara Osipow Samuel H . 1983 . Theories of Career Development . New Jersey . Prentice
Hall, Inc . Englewood Cliffs Winkel, W.S & Sri Hastuti . 2005. Bimbingan dan Konseling di
Institusi Pendidikan . Jakarta: PT. Grasindo